Berita teknologi terkini ,

Jenis Pembentukan Kawat Dan Proses Pembentukan

Macam-macam pembentukan
            Tujuan utama proses manufacturing ialah menciptakan komponen dengan mempergunakan material tertentu yang memenuhi persyaratan bentuk dan ukuran serta struktur yang bisa melayani kondisi lingkungan tertentu. Melihat, faktor-faktor di atas maka faktor menciptakan suatu bentuk tertentu merupakan faktor utama. Ada beberapa metoda atau menciptakan geometri (betuk dan ukuran) dari suatu materi yang dikelompokan menjadi empat kelompok dasar proses pembuatan (manufacturing processes) Yaitu: Pengecoran (Casting), Pemesinan (Machining), Proses konsolidasi dari beberapa materi menjadi satu (Consolidating, misalkan : Powder Metallurgy, Mechanical fastener, Bonding, Welding) dan proses deformasi. Proses pemesinan atau lebih spesifik lagi material removal process (proses pembuangan material), menawarkan ketelitian yang sangat tinggi dan fleksibilitas (keuletan) yang besar.
Proses konsolidasi bisa membentuk benda yang kompleks dari komponen-komponen yang sederhana dan merupakan proses yang sangat umum dipakai. Proses deformasi memanfaatkan sifat beberapa material yaitu kemampuannya mengalir secara plastis pada keadaan padat tanpa merusak sifat-sifatnya. Dengan manggerakan material secara sederhana ke bentuk yang di inginkan, maka sedikit atau bahkan tidak ada material yang terbuang sia-sia.
Dari proses pengecoran, stranda dan slabs direduksi ukurannya dan diubah kedalam bentuk-bentuk dasar ibarat plates, sheets dan rod. Bentuk-bentuk dasar ini kemudian mengalami proses deformasi lebih lanjut sehingga diperoleh kawat (wire) dan myriad (berjenis-jenis) produk tamat yang dihasilkan melalui tempa (forging), ekstrusi, sheet metal forming dan sebagainya.
Deformasi yang diberikan sanggup berupa pedoman curah (bulk flow) dalam 3 dimensi. Geser sederhana , tekuk sederhana dan adonan ataupun kombinasi dari beberapa jenis proses tersebut. Tegangan yang dibutuhkan untuk mendapat deformasi tersebut sanggup berupa tarikan (tension), tekan (compression), geseran (shear) atau kombinasi dari beberapa jenis tegangan tersebut.
Sumber: http.ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi.blog.com

2.4.1.   Klasifikasi menurut temperatur pengerjaan
Pengaruh temperatur terhadap proses-proses pembentukan ialah hal mengubah sifat-sifat dan prilaku material. Secara umum kenaikan temperatur akan menjadikan turunnya kekuatan material, naiknya keuletan dan turunnya laju pengerasan regangan yang mana perubahannya tersebut menjadikan [kemudahan material untuk deformasi.
Berdasarkan temperatur material pada dikala deformasi ini, proses pembentuka logam sanggup diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu:
1.      Pengerjaan hirau taacuh (Cold working)
Proses pengerjaan hirau taacuh didefinisikan sebagai proses pembentukan yang dilakukan pada tempat temperatur dibawah temperatur rekristalisasi. Dalam praktek memang pada umumnya pangerjaan hirau taacuh dilakukan pada temperatur kamar, atau dengan lain perkataan tanpa pemanasan benda kerja. Agar lebih singkat, untuk selanjutnya tempat temperatur dibawah temperature rekristalisasi disebut saja sebagai tempat temperatur rendah. Pada kondisi ini pada logam yang diderformasi terjadi insiden pengrasan regangan. Logam akan bersifat makin keras dan makin besar lengan berkuasa tetapi makin getas jikalau mengalami deformasi. Hal ini mengakibatkan relatif kecil deformasi yang sanggup diberikan pada proses pengerjaan dingin. Bila dipaksakan adanya suatu perubahan bentuk yang besar, maka benda kerja akan retak akhir sifat getasnya. Meskipun demikian, proses pengerjaan hirau taacuh tetap menempati kedudukan yang khas, dalam rangkaian proses pengerjaan. Langakah deformasi yang awal biasanya ialah pada temperature tinggi, contohnya proses pengerolan panas. Billet ataupun slab di rol panas menjadi bentuk yang lebih tipis, contohnya pelat. Pada tahapan tersebut deformasi yang sanggup diberikan ialah relatif besar. Namun proses pengerolan panas ini tidak sanggup dilanjutkan pada pelat yang relative lebih tipis. Memang mungkin saja suatu gulungan pelat dipanaskan terlebih dahulu pada tungku hingga temperaturnya melewati temperatur rekristalisasi. Akan tetapi jikalau pelat tersebut dirol, maka temperaturnya akan cepat turun hingga dibawah temperatur rekristalisasi. Hal ini disebabkan oleh besarnya panas yang berpindah dari pelat ke sekitarnya. Pelat yang tipis akan lebih cepat mengalami penurunan temperatur dari pada pelat yang tebal.
Dari uraian tersebut terang bahwa proses deformasi yang sanggup dilakukan pada benda kerja yang luas permukaan spesifiknya besar hanyalah proses pengerjaan dingin. Beberapa contohnya ialah proses pembuatan pelat tipis dengan pengerolan dingin, proses pembuatan kawat dengan proses panarikan (wire drawing), serta seluruh proses pembentukan terhadap pelat (sheet metal forming). Keunggulan proses pengerjaan hirau taacuh ialah kondisi permukaan benda kerja yang lebih baik dari pada yang diproses dengan pengerjaan panas. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya proses pemanasan yang sanggup menimbulkan kerak pada permukaan.
Keunggulan lainya ialah kekerasa dan kekuatan logam sebagai akhir pengerjaan dingin. Namun hal ini diikuti pula oleh suatu kerugian, yaitu makin getasnya logam yang dideformasi dingin. Sifat-sifat logam sanggup diubah dengan proses perlakuan panas (heat treatment). Perubahan sifat menjadi keras dan getas akhir deformasi sanggup dilunakkan dan diuletkan kembali dengan proses anil (annealing). Ditinjau dari segi proses pembuatan (manufacturing), proses pengerjaan hirau taacuh memiliki sejumlah kelebihan yang terang sehingga bebagai Jenis proses pengerjaan hirau taacuh menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Apabila dibandingkan dengan proses pengerjaan panas maka proses pengerjaan hirau taacuh memiliki beberapa keuntungan, yaitu : Tidak perlu pemanasan, Permukaan tamat lebih baik, Pengaturan dimensi lebih bisa terkendali, sehingga walaupun ada sangat sedikit sekali proses pemesinan lanjut.
Produk yang dihasilkan memiliki reproducibility (mampu diproduksi kembali dengan kualitas yang sama) interchangeability (mampu tukar) yang lebih baik Kekuatan, kekuatan lelah (fatigue strength) dan ketahanan ausnya lebih baik Sifat-sifat terarah (directional properties) sanggup dimunculkan Masalah kotaminasi sanggup dikurangi. Adapun kerugianya adalah :
a.       Diperlukan gaya yang besar untuk melaksanakan deformasi
b.      Perlu peralatan yang berat dan berdaya besar
c.       Produk menjadi kurang ulet logam harus higienis dan bebas kerak
d.      Terjadi pengeras regangan (strain hardening) sehingga perlu poses pelunakan (annealing) antara proses jikalau digunakan proses deformasi
e.       Rusaknya directional properties
f.       Timbulnya tegangan sisa
Proses pengerjaan hirau taacuh banyak digunakan lantaran kuantitas produk sanggup mengimbangi ongkos peralatan yang mahal. Pada awalnya batasan kedua kelompok tersebut hanyalah didasarkan atas ada atau tidaknya proses pemanasan benda kerja. Namun jikalau ditinjau dari segi metalurgis, hal ini tidak sepenuhnya benar.

Batasan yang berlaku lebih umum ialah yang didasarkan pada temperatur rekristalisasi logam yang diproses. Hal ini memang berkaitan dengan ada atau tidaknya proses pelunakan selama proses berlangsung.
0 Komentar untuk "Jenis Pembentukan Kawat Dan Proses Pembentukan"

Back To Top